siapa sangka kami akan terdampar di usus buntu pulau Jawa. 18 tahun aku dibesarkan di Bengkulu, dilanjutkan 4 tahun mendiami Jogja, kemudian 5 tahun meniti karir & hidup di Jakarta, bersuamikan asal Jawa Timur, tapi disinilah kami saat ini, memboyong putra pertama kami yang belum berusia 2 tahun. kesempatan berkarir sebagai asisten planner instrumen di Pertamina RU IV yang pun didukung suami menjadi alasan kepindahan kami melanjutkan pertualangan baru, meniti cerita untuk dimaknai.
Cilacap terbilang kota kecil. eksistensi kota ini dibangun dengan adanya kilang minyak terbesar di Indonesia. tidak hanya itu, Holcim, Indonesia Power serta industri lain turut membesarkan kota kecil ini. Dan....Nusakambangan yang menginapkan para bandar kelas kakap masuk ke dalam distrik Cilacap.
kita bisa ketemu pantai, pegunungan (butuh sekitar 2 jam), keramahan dan kearifan lokal, sayangnya kita tidak bisa ketemu mall disini. tapi syukurnya saya bisa menemukan tempat penitipan yang dirasa pas untuk Ibro di kala mamami bekerja: BIAS (Bina Anak Sholeh)...
0 Comments